Impian kecil
Beberapa bulan lalu, ia (calon suami) menunjukkan catatan kecilnya. I was speechless, Ada sedikit ketakutan disini.. sebagai pengidap depresi yang cukup parah, harapan dan impian adalah sesuatu yang agak menakutkan. Tapi tetap aku simpan.. yang kelak suatu saat aku ingat dan membacanya kembali.
Oleh Chandra Kusumah
Bolehkah aku bocorkan sedikit impianku jika memang ini akan direalisasikan oleh Tuhan? Baiklah, kira-kira seperti ini.
Nanti, kita akan pindah ke sebuah kota kecil. Kusudah persiapkan modal yang tidak terlalu besar, namun kuyakin cukup untuk membangun sebuah kedai kopi. Tempat di mana saya bisa menikmati minuman yang membuat diri ini memiliki satu kesamaan yang absolut denganmu.
Setiap harinya, sepulang kukerja, kau duduk di teras rumah dengan daster sederhanamu. Sungguh, kau cantik tanpa polesan make up yang menipu, titik. Dan tak ingin kusia-siakan nikmat yang setiap harinya bisa kupandangi itu.
Di akhir pekan, kita akan mengurus kedai kopi itu berdua. Kita bangun quality time denga cara yang semestinya, melayani setiap pengunjung yang mampir dan menghidangkan minuman yang menjadi favorit. Dan kuberani menjamin bahwa setiap kopi yang berhasil kau hidangkan akan membuat siapapun ingin mengulang kembali kunjungannya.
Ketika satu per satu dagangan telah laku terjual. Setelah kututup kedai, lalu kubonceng kau dengan sepeda kumbang ke arah pulang. Katamu, “pelan saja sayang, kuingin menikmati rindang di penghujung petang.” Kujawab, “iya, aku pun tak ingin ini terlalu cepat berlalu.”
-
Apakah impian sederhana ini terlalu tinggi? Entahlah, saya pun tak berani berkata apa-apa. Yang jelas, untuk kamu yang nanti berada dalam pelukan, kau adalah sebaik-baiknya kepastian yang telah Tuhan gariskan.
❤❤❤
Teruntuk Chandra, terima kasih. Semoga mimpi kita terwujud.
Komentar
Posting Komentar