Allah itu pencemburu? Benarkah?




Suatu waktu seorang kawan berkali-kali bilang saat emosinya ga ke kontrol, "Ini salah gue, krn terlalu deket sma loe, Allah itu cemburu. Padahal gue udah sering banget kaya gini, Allah negor gue lagi karena terlalu deket sama seseorang."

Trus saya diam sekejap dan berkata," Ga.. ga gitu...Ya ampun (susah jelasin, sikon ga tepat, jd saya diam saja)

Bagi siapapun yang pemikiran kalian seperti diatas, Ketahuilah gak ada 1 ayat pun dalam Alquran yang secara tertulis bahwa "Allah itu cemburu" secara tekstual (secara tafsir aja). Tapi ada dalam Hadis bukhari muslim, daaan kitab2 sebelum Alquran.

Dalam Taurat dikatakan Allah itu cemburu jika kamu menyembah selain Dia. (shemot 20:5)
Dalam Kitab Nasrani (saya gak bisa bilang injil, karena blm tau kesahihannya) dikatakan bahwa Cemburunya Allah adalahnya Cemburu ilahiah.

Yang mana mereka ahli kitab sepakat bahwa cemburu Allah bukan cemburu yang seperti makhluknya.

****
Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- ia berkata bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :


إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ المُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ
“Sesungguhnya Allah cemburu, dan kecemburuan Allah ketika seorang mu’min melanggar apa yang Allah larang” (Muttafaqun ‘alaihi)

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari 7/45 nomor hadits (5223), Muslim 8/101 nomor hadits (2761)

Ketahuilah kawan bahwa Allah punya sifat cemburu yang sesuai dengan KEMULIAAN-Nya. Namun sifat cemburu Allah tidak boleh disamakan dengan sifat cemburu makhluk-Nya. Sebagaimana sifat Allah yang lainnya. Kesamaan nama tidak harus menjadikan kesamaan hakikat. Jadi walaupun seorang hamba punya sifat cemburu dan Allah juga punya sifat cemburu namun hakikat dari dua sifat itu berbeda karena beda penyandarannya. Satu disandarkan kepada Allah azza wa jalla dan dan yang satu disandarkan kepada makhluk.

Ahlussunnah mengatakan: “Sungguh Allah itu cemburu, akan tetapi kecemburuan Allah tidak sama dengan kecemburuan makhluk. Allah juga gembira, namun gembira Allah tidak sama dengan gembiranya makhuk. Allah punya sifat yang sempurna sesuai dengan (keagungan)-Nya yang tidak menyerupai sifat-sifat makhluk [Syarh Riyadhush Shalihin: 1/262].

Jadi, masih mau ngerendahin Allah dengan pemikiran seperti itu? saya sendiri emang bejat, dan gak pantes ngomong gini.. tp ilmu yang Allah kasih ke saya milik Allah, yang artinya milik kamu juga.

Renungin lagi, Allah gak serendah itu.

***
Kembali ke level kita manusia.

Kapanpun kamu memutuskan bahwa seseorang penting bagi kamu, sesungguhnya kamu sudah memberikan mereka kuasa akan apa yang kamu rasakan. Berhati-hatilah saat memutuskan siapa yang penting bagimu, Karena Mereka yang kamu anggap penting memiliki kemampuan untuk menyakitimu, mengecewakanmu. Ini bukan berarti kamu tidak dibolehkan menganggap seseorang penting, Tapi pahamilah betapa bisa jadi berbahayanya keputusan kamu itu.

Allah pernah menegur nabi Nuh karena ingin menyelamatkan anaknya kan? Allah kejam?

Allah menolong kita dari keputusan-keputusan kita sendiri, yang ternyata bisa membahayakan kita sendiri.

Wassalamualaikum,

Karina Arba

Komentar

Postingan Populer