Adil dalam Islam itu Indah

Saya ingat waktu itu saya masih kecil, saya seorang anak kecil yang introvert. Berdiam diri di kamar jauh lebih baik daripada di luar rumah. Sampai sesuatu terjadi, sesuatu yang buruk menimpa saya. Tidak akan saya katakan apa, tapi sejak kejadian itu, saya marah karena saya lemah. Sejak saat itu saya mulai sering bermain diluar, saya berpikir apa yang terjadi pada saya saat itu tidak boleh terjadi pada teman sebaya saya. Kejadian itu memunculkan sikap heroik pada diri saya.

Suatu hari saya sedang berjalan di Gang, Saya melihat teman saya di bully atau dulu dikenal dengan istilah dilabrak. Kemudian sifat heroik muncul, Saya segera menolong teman saya yang dikroyok 3 orang. Saya belajar silat, belajar memukul, belajar membaca gerak-gerik yang pada saat itu saya masih 5 SD.

Kegagalan saya menghadapi anak-anak usil melatih otak saya untuk berpikir dalam, jauh.. sampai mempelajari taktik dan cara grilya. Hingga akhirnya saya lihai menghadapi mereka.

Sering sewaktu kecil, orang tua anak-anak yang saya lawan mendatangi rumah meminta pertanggung jawaban dari orang tua saya. Mama marah.

Saya menjelaskan kejadian sebenarnya, tapi terdiam ketika mama bertanya, "Ngebela teman ? Emang kamu yakin teman kamu gak bersalah? Gimana kalo ternyata teman kamu yang duluan membuat permusuhan? Harus tetap dibela?"

Saya benar-benar terdiam. Betapa bodohnya saya membela membabi buta hanya karena dia adalah teman, tanpa saya memikirkan terlebih dahulu siapa yang sebenarnya salah!

Sejak saat itu saya berubah lagi. Saya mengingat kisah-kisah Nabi yang diceritakan mimih sewaktu kecil sebelum tidur. Tetang keadilan Nabi Sulaiman as, tentang kekeraskepalaan Nabi Musa as terhadap Nabi Khidir as, dan masih banyak lagi. Karena pengalaman itu, saya belajar memperhatikan tingkah & sikap orang lain sehingga semuanya menjadi sebuah pola. Setiap orang berbeda tapi juga sama. Sejak saat itu saya belajar untuk menjadi orang yang lebih adil.

Semakin dewasa, semakin saya merasa terasing. Cara pandang saya yang dibilang aneh orang-orang, membuat saya memisahkan diri dari kebanyakan orang. Terutama perihal Adil. Sewaktu kecil yang kita tahu tentang Adil adalah sama rata, semakin dewasa kita paham Adil adalah sesuai porsi.

Namun, banyak orang yang membenci definisi adil saya, hanya karena saya membela hak non-muslim? Membenci pemikiran saya karena saya menuntut ketidak-adilan seorang Ustad pada mereka nonmuslim? Jika hati saya buta, mungkin saya segera meninggalkan islam. Tapi Allah Maha pemberi petunjuk selalu membimbing saya, sehingga saya yakin Islam mengajarkan keadilan! Karena islam adalah rahmat semesta alam.

 Inilah perintah Allah yang wajib diikuti.

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ} [المائدة: 8]

8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maaidah: 8)

{ يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا } Hai orang-orang yang beriman, yaitu iman kepada apa yang mereka diperintahkan untuk beriman kepadanya, laksanakanlah konsekuensi iman kalian dengan { قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ } hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Hendaknya gerakan-gerakan kalian lahir dan batin giat untuk melakukan keadilan. Dan hendaknya pelaksanaannya itu hanya untuk Allah saja. Tidak untuk tujuan duniawi. Dan hendaknya kalian menuju kepada qisth yaitu al-‘adl (adil), tanpa berlebih-lebihan dan meremehkan dalam perkataan dan perbuatan kalian. Dan laksanakanlah itu kepada yang dekat maupun yang jauh, teman ataupun musuh.

{ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا } dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki rasa keadilan. Sebagaimana kalian menjadi saksi untuk (hak) temanmu, maka kamu harus mau bersaksi untuk (menegakkan hukum) atasnya. Sebagaimana kamu bersaksi untuk (menegakkan hukuman) atas lawanmu, maka kamu juga harus mau bersaksi untuk (membela hak)nya walau dia orang kafir atau pelaku bid’ah. Dalam hal ini wajib berlaku adil dan menerima kebenaran yang dibawanya, karena memang benar, bukan karena dia yang mengucapkannya. Dan tidak menolak kebenaran hanya karena dia yang mengatakannya, karena ini adalah kedhaliman terhadap kebenaran.

{ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى } Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. artinya, setiap kali kamu bersemangat untuk adil dan sungguh-sungguh dalam melaksanakannya maka hal itu lebih dekat kepada taqwanya hatimu. Maka apabila sempurna adil itu sempurnalah taqwa.

{ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ } sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. maka Dia akan membelasmu sesuai dengan perbuatanmu, baik dan buruknya, kecil dan besarnya, balasan di dunia dan akherat.

(Tafsir As-Sa’di Surat Al-Maaidah ayat 8)

Komentar

Postingan Populer